Wednesday, February 17, 2016
PENYELARASAN PENDIDIKAN DENGAN DUNIA KERJA
SUMBER : http://www.penyelarasan.kemdiknas.go.id/home/faq.html
BACA WACANA BERIKUT :
BKNI (Badan Kualifikasi Nasional Indonesia)
Apa tujuan utama dari KKNI ? Untuk memberikan kualifikasi terhadap kompetensi seseorang berdasarkan capaian pembelajarannya Siapa yang menyusun KKNI? Apakah perseorangan, tim, asosiasi, atau siapa? KKNI disusun oleh Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dimulai pada tahun 2003 dan pada akhirnya ada suatu tim khusus yang dipimpin oleh Bu Megawati Santoso Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Mengapa harus ada kualifikasi dan standarisasi? Untuk menjamin dan meningkatkan kulitas pendidikan dan pelatihan agar dunia kerja mendapat kepastian terhadap kualitas calon tenaga kerja Berapa level kualifikasi yang digunakan di Indonesia? Level kualifikasi yang digunakan di Indonesia adalah level 1 sampai level 9 Bagaimana prosedur evaluasi kualifikasi seseorang? Sampai saat ini prosedur kualifikasi baru ada di pendidikan formal dan selanjutnya akan kulifikasi yang mengkompilasi antar pendidikan formal dan non formal Bagaimana penentuan level kualifikasi pada bidang-bidang yang bersifat pure? Untuk bidang yang bersifat pure, penentuan level kualifikasinya juga sama dengan bidang-bidang yang lainnya, yang terpenting adanya orang atau tim yang berkompeten untuk menentukan deskripsi level kualifikasi Lembaga manakah yang akan melakukan penilaian kualifikasi? Nantinya akan ada satu badan yang independen yang akan diberikan otoritas untuk mengasses kualifikasi dari seseorang. Namanya kurang lebih adalah BKNI tapi sampai sekarang itu masih dalam proses diskusi. Sementara ini sudah ada beberapa lembaga yang mengakreditasi atau mensertifikasi kualifikasi dari seseorang. Dari lembaga-lembaga yang ada ini mungkin akan dimerge atau aka nada revitalisasi dari satu lembaga untuk menjadi badan otoritas sebagai BKNI atau mungkin akan ada lembaga baru yang akan berfungsi Pendidikan Formal-Non Formal-Pembelajaran Mandiri-Sertifikasi-Industri Bagaimana penggabungan nilai dari 4 dimensi KKNI? Sebenarnya yang digabungkan bukan nilainya, akan tetapi capaian pembelajarannya yang kemudian akan ditentukan level kualifikasinya Apakah KKNI hanya mengkualifikasi pendidikan formal saja? Tidak, KKNI juga mengkualifikasi pendidikan non formal Apakah seseorang bisa mendapatkan kualifikasi di luar bidang formal akademisnya? Bisa, karena yang dilihat adalah capaian pembelajarannya yang kemudian akan dicocokan dengan deskripsi kulifikasi masing-masing level Bagaimana pengaruh pendidikan non formal terhadap kulifikasi seseorang? Teragantung dari capaian pembelajaran Apakah esensi dari pendidikan formal jika nantinya pendidikan non formal dan informal pun bisa dikonversikan menjadi kualifikasi? KKNI lebih bersifat mengakui segala macam proses pembelajaran baik dalam pendidikan formal maupun informal. Jadi pada dasarnya yang dilihat tidak hanya ijazah tapi juga capaian pembelajaran Bagaimana mengklasifikasikan seorang praktisi dalam golongan/ level KKNI? Penilaian kualifikasi didasarkan pada capaian pembelajaran seseorang, termasuk seorang praktisi Berapa prodi yang dijabarkan dalam lampiran Peraturan Presiden KKNI ? Sekitar 155 untuk S1 Penerapan KKNI Kapan KKNI akan mulai diaplikasikan? Tahun 2016 Mengapa KKNI baru diterapkan di tahun 2016? Karena untuk menerapkan KKNI masih dibutuhkan penyusunan deskripsi kulifikasi dari semua program studi dan sampai saat ini masih dalam proses penyusunan Apa tindakan nyata dalam penerapan IQF? Merumuskan segala macam instrument untuk mengkualifikasi sesorang Apakah dunia industri mau mengakui hasil assessment KKNI? Tentu saja membutuhkan waktu penyesuaian agar dunia industri mengakui KKNI Apakah dengan implementasi KKNI SDM Indonesia bisa disandingkan dengan SDM global (SDM Luar Negeri)? KKNI diakui secara internasional dan dapat disetarakan dengan deskripsi di negara lain Bagaimana KKNI bisa terwujud jika perbedaan mutu pendidikan serta sarana dan prasarana sangat signifikan? Tentu saja hal ini membutuhkan proses, mengingat negara Indonesia membutuhkan perbaikan di bidang sarana dan prasarana pendidikan Sosialisasi dan Manajemen Perubahan (Change Management) Apa yang harus dipersiapkan oleh sekolah untuk implementasi IQF di tahun 2016? Setiap institusi pendidikan harus merumuskan learning outcomes dan menjamin kualitas serta menyusun kurikulum pendidikan sesuai dengan learning outcomes yang diinginkan Apakah KKNI akan diimplementasikan untuk semua lapangan kerja termasuk petani dan nelayan? KKNI dapat diimplementasikan di semua bidang keahlian termasuk petani dan nelayan. Tapi tentu saja secara bertahap karena harus merumuskan deskripsi level kualifikasi untuk semua bidang keahlian Apa peran pemerintah dalam mensosialisasikan KKNI? Dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pihak yang membantu pelaksanaan sosialisasi Apakah KKNI sudah disosialisasikan di seluruh Indonesia? Sampai saat ini KKNI sedang dalam proses sosialisasi ke seluruh wilayah Indonesia Bagaimana strategi sosialisasi dengan wilayah Indonesia yang sangat luas? Sosialisasi harus dilaksanakan semua pihak termasuk pemerintah daerah. Pemanfaatan media sosialisasi juga harus diefektifkan Apakah konsep KKNI bisa diterima oleh semua stakeholder? Harapannya diterima, tapi sekarang masih dalam tahap proses. KKNI bersifat menguntungkan semua pihak. Dunia industri akan mendapatkan kepastian kulitas calon tenaga kerjanya, sementara kita juga diuntungkan karena KKNI mengakui semua proses pembelajaran baik bersifat formal maupun non formal Dampak / Implikasi Apa implikasi adanya KKNI & BKNI terhadap kurikulum sekolah? Kurikulum sekolah harus mengacu pada learning outcomes Bagaimana mekanismenya jika seseorang ingin melanjutkan kuliah di bidang lain yang berbeda dari bidang keahlian di SMK? Tidak masalah apabila melanjutkan kuliah dibidang lain karena KKNI juga mengakui semua pembelajaran masa lampau Apakah KKNI berlaku untuk orang yang tidak mendapat pendidikan formal ? Apakah dibatasi oleh umur ? KKNI berlaku untuk semua jenis pendidikan baik formal maupun non formal. KKNI juga berlaku untuk semua usia Apakah seseorang yang telah berpengalaman pada bidang tertentu perlu mengambil pendidikan formal untuk meningkatkan level kualifikasinya? Tergantung pada individu tersebut. Untuk meningkatkan level kualifikasi dapat dilakukan melalui pendidikan non formal Sosialisasi Penyelarasan Apakah ultimate goal dari program penyelarasan? Program penyelarasan ini dimulai pada bulan Oktober tahun 2009 karena adanya fakta jumlah pengangguran cukup meresahkan. Pengangguran disebabkan banyak faktor, misalnya jumlah lapangan pekerjaan tidak mencukupi atau ketidakselarasan kemampuan lulusan dengan kebutuhan dunia kerja, jadi ada lapangan kerja tetapi tidak cocok dengan kemampuan lulusan sehingga tujuan program penyelarasan ini adalah berusaha mendekatkan pendidikan dengan dunia kerja supaya lulusan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja maka diharapkan jumlah pengangguran dapat turun. Maka dari itu, Ultimate goal dari program ini yaitu menurunkan jumlah pengangguran dengan cara menciptakan lulusan yang semakin sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Apakah keterlibatan pemerintah daerah dalam program ini? Program ini diinisiasi oleh pemerintah pusat, dikerjakan secara bersama-sama oleh lintas kementerian dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah, dan nanti setelah selesai akan diserahkan kepada pemerintah daerah untuk ditindaklanjuti. Apakah sistem regulasi telah mendukung program ini sehingga tidak berakhir seperti program Link and Match yang pernah ada? Saat ini sedang dikembangkan regulasi untuk mendukung program ini, semisal dengan adanya KKNI yang diatur dengan peraturan presiden no. 8 tahun 2012 maka lulusan harus mencapai learning outcome yang standard, sehingga lulusan dari seluruh Indonesia dalam bidang-bidang tertentu akan memiliki kualitas yang sama yang menjadi salah satu elemen di dalam penyelarasan. Regulasi lain yang saat ini sedang dipikirkan yaitu memasukkan keselarasan pendidikan dengan dunia kerja dalam aturan akreditasi, misal setiap sekolah untuk dapat melakukan akreditasi harus melakukan tracer study yang standard, harus punya platform yang jelas sehingga setiap sekolah melakukan tracer study yang disyaratkan maksudnya di sini tidak selalu aturan tapi berarti untuk mendapatkan akreditasi harus melakukan tracer dan harus ada pengukuran Alignment Index dan harus naik tiap tahunnya. Selain itu penyelarasan dapat juga dikaitkan dengan BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Sekolah-sekolah dengan tingkat keselarasan tinggi akan mendapatkan hak khusus atau insentif dari pemerintah. Apakah konsep-konsep ini akan dilanjutkan jika terjadi pergantian menteri atau kabinet? Konsep-konsep serta program ini akan diinternalisasikan semaksimal mungkin kepada seluruh masyarakat dan pemerintah daerah sehingga tidak tergantung dengan pemerintah pusat. Relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja harus dipandang penting oleh semua pihak, sehingga walaupun ada pergantian menteri atau kabinet program ini tetap bisa digulirkan, diimplementasikan, dan dilaksanakan. Apakah tindak lanjut dari program ini? Tindak lanjut dari program ini sesuai dengan tahapan yang telah direncanakan sampai tahun 2014 seluruh tahapan bisa diakses di website www.penyelarasan.kemdikbud.go.id, jadi saat ini masih berada pada tahun ke-3 dan masih akan ada 2 tahun lagi untuk merampungkan seluruh program, setelah itu maka diharapkan program ini sudah terinternalisasi pada masyarakat sehingga bisa diteruskan oleh masyarakat. Bagaimana porsi kerja antara sekolah – DUDI – pemerintah dalam rangka peningkatan penyelarasan? Semua pihak harus bekerja bersama-sama. Misal, peran sekolah adalah mendidik supaya lulusan siap diterima di dunia kerja atau memiliki kemampuan yang relevan dengan dunia kerja. Sedangkan DUDI dapat memberikan kontribusi misalnya dengan memberikan masukan pada kurikulum, memberikan kesempatan bagi guru dan siswa, dosen dan mahasiswa, memberikan kuliah tamu, menjadi elemen dalam penilaian dan evaluasi, sertifikasi, memberikan motivasi, gambaran kebutuhan dunia kerja. DUDI juga memiliki kewajiban menginformasikan itu pada pemerintah, supaya kebutuhan jumlah kualitas, lokasi dan waktu bisa tertangkap oleh pemerintah dan bisa diarahkan ke kebijakan. Pemerintah berperan besar dalam membuat kebijakan yang pro pada penyelarasan, merevisi kebijakan yang kontra pada penciptaan lapangan kerja atau peluang usaha. Jadi setiap pihak memiliki bagian atau porsi yang sama dalam penyelarasan. Apakah perlu ada agreement dengan Kadin/Dunia Usaha ? Iya, karena agreement ini dimaksudkan untuk melibatkan Kadin dan dunia usaha secara aktif dalam pencapaian penyelarasan, membentuk komite dimana dunia pendidikan dan DUDI berkomunikasi secara intensif untuk terus meningkatkan kesesuaian lulusan dengan dunia kerja. Bagaimana membuat perbandingan antar daerah satu dengan yang lain jika kondisinya jauh berbeda? Awalnya dilakukan pengukuran AI dan FI di setiap daerah di Indonesia sebagai indikator, seandainya ada daerah yang alignment index-nya sangat rendah maka dapat dijadikan trigger atau rootcause untuk mencari penyebab AI yang rendah. Jadi AI yang rendah ini dijadikan dasar untuk digali ke belakang untuk mengetahui penyebabnya, misalnya kualitas guru yang tidak mumpuni, kurikulum tidak bagus, buku kurang, fasilitas kurang, atau DUDI yang tidak peduli, sehingga dapat dibuat penyusunan solusi yang pas dan bukan hanya untuk dibanding-bandingkan. Sedangkan daerah yang memiliki AI bagus dapat memicu pemerintah daerahnya untuk meningkatkan kesesuaiannya. Perbandingan yang dilakukan melalui AI memiliki 2 sisi yaitu untuk membantu daerah supaya berkembang dan memberikan kesadaran pada pemerintah daerah bahwa upaya-upaya yang selama ini dilakukan belum mencapai tujuan yaitu mengurangi pengangguran dan menghasilkan pendidikan yang relevan. Apakah sosialisasi melalui media (melalui animasi) sudah efektif jika di pedalaman tidak tersentuh informasi yang diberikan di TV? Sosialisasi melalui media hanya salah satu saja dan bukan satu-satunya. Harapannya nanti sosialisasi melalui media dapat masuk melalui televisi yang dapat ditonton oleh seluruh masyarakat di seluruh Indonesia, tapi bukan satu-satunya, ada sosialisasi yang lain dalam bentuk brosur, website, CD interaktif, sosialisasi langsung ke daerah, temu wicara dan seterusnya. Pemetaan Bagaimana menyelaraskan informasi antara sisi pasokan dan permintaan sehingga ending-nya dapat dipertemukan? Saat ini informasi yang ada pada sisi pasokan berupa jumlah lulusan, bidang keahlian, lahun kelulusan, lokasi dll.. Sementara permintaan memberikan informasi berapa jumlah kebutuhan untuk suatu level, misal manajer produksi bisa diisi orang dari teknik mesin, teknik industri, manajemen, dll. sehingga unitnya berbeda karena periode permintaan tidak setiap tahun tapi ketika membutuhkan. Sedangkan yang dituliskan oleh permintaan adalah kualifikasi, tanpa terlalu mempertimbangkan latar belakang pendidikan, yang penting kemampuannya, juga memerlukan sertifikasi. Jadi unit yang diinformasikan oleh pasokan dan permintaan tidak singkron. Sehingga perlu men-singkronisasi atau menstandardisasi unitnya supaya sama, sehingga KKNI menjembatani kedua hal tersebut. Apakah di pusat sudah ada data induk/besar untuk menyelaraskan pendidikan dengan dunia kerja? Belum, justru inilah yang sedang dibentuk saat ini. Saat ini data yang ada adalah data parsial tiap dinas atau kementrian, akan tetapi data-data tersebut belum selaras, satuan dan periodenya belum sama, dan belum terintegrasi, inilah yang akan dikerjakan tim penyelarasan. Apakah Tim akan mengembangkan model matematis untuk meramalkan kebutuhan tenaga kerja? Iya, ini sedang dikembangkan. Model ini nanti adalah model yang dinamis, model yang bisa mengantisipasi kondisi saat ini, kebutuhan pengembangan daerah, peluang substitusi impor, dan pengembangan pasar internasional. Model masih dicoba apakah nanti model matematis atau program dynamic masih belum tahu, tetapi sudah dipastikan akan mengembangkan model. Apa yang dimaksud dengan sistem intelligent dynamic labour market? Intelligent dynamic labour market adalah pengejawantahan perwujudan dari model matematis tersebut. Jadi model matematis tersebut adalah otaknya, otak ini akan diwujudkan di dalam intelligent dynamic labour market, kemudian sistem ini akan bergerak secara otomatis dan real time untuk menangkap perubahan-perubahan yang ada di lapangan dan memberikan rekomendasi kesimpulan berapa kebutuhan. Rencananya akan digunakan teknik data mining. Apakah jurusan yang lulusannya sudah sampai di titik jenuh bisa ditutup dan dibuka jurusan lain? Iya, memang arahnya adalah seperti itu. Nanti dengan adanya pemetaan ini kita bisa melihat bahwa ada bidang-bidang tertentu yang jumlahnya tidak lagi dibutuhkan. Maka bidang yang sudah jenuh dapat ditutup dan diganti bidang lainnya dengan sistem on off, tetapi masih memerlukan pemikiran yang tidak mudah. Apakah tersedia data lulusan yang bisa survive di dunia kerja walau tidak cocok di bidangnya? Saat ini memang ada lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya tapi bisa sukses, artinya memang ada kemungkinan orang-orang yang bisa sukses walau tidak cocok. Karena ada bidang-bidang yang tidak membutuhkan technical skill yang sangat tinggi, bidang-bidang itu hanya membutuhkan soft skill saja yang sangat menonjol. Tetapi tidak tersedia data lulusan yang bekerja pada bidang yang tidak sesuai karena orang yang sukses di bidang yang tidak sesuai hanya case-case saja, belum ada data yang komprehensif dan memadai untuk dapat mengambil kesimpulan yang bersifat generik. Apakah manfaat dari SMBD? SMBD akan menampung hasil pemetaan, melakukan perhitungan alignment index dan FI sehingga bisa dijadikan dasar untuk melihat kebutuhan dunia kerja, melihat jumlah lulusan dan performansi lulusan pendidikan, dan bisa melihat gap antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dengan demikian SMBD ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan misalnya jurusan apa yang harus dibuka di suatu wilayah, level apa yang harus dibuka, berapa jumlah yang harus dibuka, dst.. Hal itu bisa didasarkan pada SMBD. Bagaimana peranan dari birokrat dalam pemetaan? Nanti ketika konsep SMBD ketika instrumen-instrumen dan mekanismenya sudah dibentuk maka akan diserahkan pada birokrat di daerah khususnya, jadi harus ada singkronisasi program antara kota, provinsi, dan nasional, antara kementrian yang satu dengan yang lain, dinas yang satu dengan yang lain, untuk bisa menjalankan pemetaan ini. Jadi pemetaan ini harus jadi PR untuk daerah-daerah. Birokrat berperan penting karena akan melakukan program pemetaan. Pemetaan tidak bisa dilakukan sekali jalan, jadi pemetaan harus dilakukan periodik, bahkan di luar negeri sampai dibentuk divisi atau biro untuk terus melakukan pemantauan terhadap kebutuhan dunia kerja jadi harus dilakukan terus-menerus. Apa saja hasil/temuan tim selama ini? Banyak temuan, secara rinci dapat diakses di website penyelarasan, secara umum temuan-temuan tersebut adalah kebutuhan kompetensi lulusan yang disampaikan oleh dunia kerja, misalnya dunia kerja melihat soft skill lulusan sangat rendah, kemampuan ICT sangat kurang, communication skill kurang. Kemudian dari segi jumlah, ada bidang-bidang yang tidak ada lulusan di sana, misalnya tidak ada nano teknologi, tidak ada pengamatan makanan di Semarang. Data selengkapnya bisa dilihat di website. Kapan hasil program ini selesai sehingga hasilnya dapat diakses? Mengatakan selesai adalah hal yang sulit dikatakan, karena yang saat ini dilakukan di program penyelarasan adalah pembuatan sistem, mekanisme dan instrumen. Nantinya, ini akan diserahkan pada pemerintah daerah untuk dilakukan, jadi kapan selesainya adalah hal yang tidak mudah dikatakan. Harapannya pada tahun 2015 semua mekanisme standar instrumen sudah jadi, tapi apakah ini sudah ready untuk dieksekusi lengkap-selengkapnya masih belum bisa dikatakan, tapi sedang diupayakan proses untuk menuju ke arah sana. Implikasi Penyelarasan Faktor-faktor apa yang menyebabkan banyaknya lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya? Ini yang justru ingin dicari dan dipelajari kenapa kok banyak sekali lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya. Dari indikasi selama ini yang masih dalam proses untuk diteliti lebih lanjut, faktor-faktor penyebab ketidakselarasan antara lain sebagai berikut. a. Ada banyak orang yang memilih bidang bukan berdasarkan bakat atau minatnya. Sehingga ketika dia melakukan pembelajaran, dia tidak mencintai bidang itu, tidak memiliki ide-ide, kreativitas, dan passion dalam bidang tersebut. b. Banyak orang memilih bidang karena mengikuti tren tidak tahu berapa riil jumlah kebutuhan yang ada di lapangan, tidak tahu permintaan itu sebabnya SMBD sangat diperlukan. c. Banyak sekolah yang membuka bidang tanpa melakukan survey pada industri akibatnya banyak lulusan yang melebihi demand. d. Sekolah-sekolah banyak yang tidak berkomunikasi dengan industri, seperti apakah sebenarnya kebutuhan dari industri. Jadi mereka mendasarkan hanya pada pokoknya ingin mengajar bidang tertentu tanpa peduli bidang tersebut dibutuhkan atau tidak. Misal materinya sudah sangat kuno tidak update diperguankan untuk mengajar padahal materi-materi tersebut tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dunia kerja. e. Sarana dan prasarana yang tidak mendukung. Misalnya jurusan otomotif tapi sarana dan prasarana sangat terbatas dan tidak memadai, di luar sudah banyak mobil automatic misalnya tetapi yang diajarkan di sekolah hanya transmisi-transmisi manual dan sangat terbatas. f. Kemampuan guru dalam mengajar kurang. Jadi gurunya sendiri tidak kompeten. Guru-guru tidak pernah ada upgrading, tidak pernah ada training, tidak pernah ada magang, tidak pernah tahu kebutuhan dunia luar, sehingga tudak memungkinkan guru tersebut memberikan kompetensi yang memadai bagi siswanya. g. Industri tidak memberikan kesempatan yang cukup bagi sisswa untuk magang. Kalaupun diberikan magang namun tidak ada program,, dilepaskan begitu saja, industri tidak mau menginformasikan kebutuhan dan tuntutan yang ada. h. Industri tidak mau berbagi fasilitas, misalnya alat-alat yang tidak terpakai diseumbangkan ke sekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai alat praktik. i. Pemerintah tidak melakukan pantuan terhadap relevansi. Selama ini yang menjadi fokus hanya pada kualitas, sehingga muncul sekolah berbasis standard kurikulum ini itu dan sebagainya, tetapi relevansinya belum diukur. j. Orang tua suka memaksakan kehendak, tidak mengenali bakat dan minat dari anak-anaknya harus masuk jurusan/bidang tertentu padahal bidang tersebut sudah tidak lagi dibutuhkan atau bahkan tidak sesuai dengan kemampuan dari anak. Bagaimana cara supaya output dunia pendidikan dapat selaras dengan kebutuhan dunia kerja? Harus menjawab dan menanggulangi factor-faktor yanga ada pada pertanyaan sebelumnya. Siswa harus memilih bidang yang sesuai, sarana dan prasarana harus cocok, gurunya harus kompeten, harus ada upgrading dan seterusnya. Apakah landasan terbaik untuk memilih program studi, berdasarkan minat atau tingkat kepopuleran? Jika bicara tingkat kepopuleran berarti kita bicara jumlah. Biasanya bidang-bidang yang populer jumlahnya besar. Tetapi jika kita hanya memperhatikan bidang yang populer tanpa memperhatikan minat akan misleading karena belum tentu kiat memiliki bakat dan kemampuan dalam bidang itu. Namun demikian jika kita hanya melihat minat saja tanpa melihat tingkat kebutuhan juga bisa misleading karena jangan-jangan kita mengambil bidang yang memang kebutuhannya tidak ada. Tetapi memang minat seharusnya menjadi dasar utama karena jika bidang tersebut tidak memiliki kebutuhan namun minat kita sangat besar kita dapat menciptakan pekerjaan dalam bidang itu. Tetapi jika bidang itu populer tapi kita tidak ada minat ketika kita lulus kita tidak bisa masuk karena kita tidak kompeten. Bagaimana kiat-kiat guru menangani siswa yang salah memilih jurusan? Sebetulnya kita tidak berorientasi pada bagaimana menangani siswa yang salah memilih jurusan tetapi bagaimaan supaya tidak salah memilih jurusan. Supaya tidak salah memilih jurusan perlu ada orientasi bidang pekerjaan sejak anak-anak itu SD dan SMP. Anak-anak seharusnya sejak awal diperkenalkan misalnya jika bekerja di bidang apoteker nantinya apa saja yang harus dikerjakan, jadi aanak-anak sudah diberikan gambaran bidang kerja. Selain itu, bimbingan konseling di SMP juga harus difungsikan, tidak hanya menangani anak-anak nakal tetapi juga difungsikan sebagai bimbingan karir atau pemilihan bidang. Misalnya ada banyak anak yang masuk SMA karena gengsi, banyak anak yang masuk SMK namun tidak tahu bidangnya apa saja. Sehingga bimbingan karir di SMP harus difungsikan sebagai sumber informasi apakah sebenarnya carrier planning dari bidang-bidang tersebut. jika sudah terlanjur salah memilih jurusan harus dikonseling, semaksimal mungkin diarahkan pada yang benar tetapi ini tidak mudah apalagi dengan sistem BOS misalnya, begitu anak itu masuk suatu bidang dan punya NIP itu, maka tidak mudah untuk berpindah karena adanya konsekuensi pembiayaan dan sebagainya. Jadi sebaiknya jangan menunggu sampai siswa salah tetapi harus dicegah supaya siswa tidak salah. Bagaimana caranya agar sarana prasarana sekolah mampu dipercepat mengikuti dunia industri? Sangat sulit fasilitas sekolah sama dengan industri karena industri bergerak sangat cepat, sangat dinamis, dan mereka mempunyai uang untuk membeli fasilitas denagn teknologi-teknologi terbaru. Karean itu yang dapat dilakukan adalah bekerja sama dengan industri. Jika industri memiliki teknologi yang terbaru, berikananlah kesempatan magang bagi guru-guru sehingga dapat memberikan pengajaran yang sesuai. Salah satu cara untuk menangani ini aadalah resources center. Resources center itu artinya tidak perlu tiap sekolah mempunyai fasilitas yang update ataau lates, jika dalam satu kota terdapat lima atau sepuluh SMK maka sekolah-sekolah tersebut dapat sharing fasilitas yang sama akan sangat efisien. Kemudian harus ada sharing resources dengan BLK. Karena BLK juga punya fasilitas sehingga jangaan sampai fasilitas tersebut mengaggur sementara sekolah kekurangan fasilitas. Sehingga harus ada kerja sama antara industri dengan sekolah, sekolah yang satu dengan yang lain atau BLK untuk membentuk resources center sehingga dapat sharing fasilitas dan saranan prasarana. Bagaimana cara menyesuaikan kurikulum dan sarana agar sesuai dengan kebutuhan industri? Sarana dan prasarana seperti yang dijelaskan di nomor 5 sedangkan untuk kurikulum, dilakukan dengan cara evaluasi kurikulum secara berkala yang melibatkan dunia industri, industri dipanggil, duduk bersama, konsorsium, industrial board mengevaluasi kurikulum mungkin nantinya kurikulumnya tetap tetapi cara pembelajarannya, mungkin penekan-penekannya, bahkan teknik evaluasinya perlu dikoreksi. Apa bedanya hardskill dan softskill dan bagaimana cara menyeimbangkannya? Hardskill adalah kemampuan-kemampuan yang bersifat teknikal dan sesuai dengan bidang masing-masing. Sementara kalau softskill merupakan hal-hal yang bersifat karakter, personality yang dibutuhkan. Untuk menyeimbangkannya sekolah harus memberikan penekanan yang sama baik untuk hardskill maupun softskill. Jangan sampai anak itu habis waktunya untuk mengerjakan PR tanpa memiliki kesempatan untuk mengembangkan personalitinya. Hardskill dan softskill seperti apa yang dibutuhkan DUDI? Untuk hardskill berarti per bidang ada kebutuhan masing-masing. Saat ini sedang dipetakan hal itu, tetapi untuk softskill laporannya dapat dilihat di website, softskill yang dibutuhkan misalnya saja komunikasi, antusias, dan inisiatif, rasa tanggung jawab, kejujuran, kemauan untuk belajar seccara mandiri merupakan softskill yang dibutuhkan oleh DUDI. Bagaimana mensejajarkan ijazah dari berbagai lembaga pendidikan yang beragam kualitasnya? Kita ingin menilai, membandingkan atau mensejajarkan harus ada acuannya. Selama ini belum ada acuan baru nanti dengan adanya KKNI aka nada acuannya. Sehingga mengatakan ini baik atau tidak berdasarkan acuan tersebut. Bagaimana cara upgrading pendidik yang beragam kualitasnya? Ini merupakan program yang sulit karena jika kita lihat zaman dulu yang namanya pendidik merupakan orang-orang yang berkualitas. Namun saat ini orang yang pintar maunya jadi insinyur atau bekerja di perusahaan. Saat ini yang menjadi pendidik adalah anakk-anak yang tidak diterima di sekolah yang menjadikan insinyur, akibatnya pendidik saat ini kualitasnya nge-drop. Jadi sekarang ada variasi yang sangat besar sehingga pemerintah harus melakukan upgrading yang sistematik dan berkelanjutan. Jadi harus ada assessment terhadap kemampuan guru serta upgrading yang berkelanjutan. Bagaimana mengatasi adanya sistem outsourcing yang merugikan lulusan pendidikan? Kita tidak dapat menutup mata bahwa outsourcing ini merupakan kondisi riil yang ada di masyarakat kita. Outsourcing ini ada karena lebih efisien dibandingkan dengan proses yang biasa. Namun lulusan banyak dirugikan karena adanya ketidakpastian karier dan sebagainya. Yang harus dilakukan yaitu Nakertrans dan Kemdiknas harus berkomunikasi dimana Nkaertrans harus memberikan batasan-batasan yang jelas dan di sisi lain kualitas lulusan juga harus ditingkatkan karena meskipun nantinya mereka jadi tenaga outsourcing akan menjadi tenaga yang bernilai jual, kompetitif dan mempunyai bargaining position. Lain-lain Mengapa program kewirausahaan tidak pernah disentuh oleh dunia pendidikan dan hanya membentuk job seeker? Saat ini sudah mulai terbuka mata pemerintah dan dunia pendidikan bahwa membentuk kewirausahaan sangat penting. Namun memang selama bertahun-tahun kita dibesarkan dalam suatu iklim dimana kita mostly mencari pekerjaan atau menjadi pegawai. Sehingga memang kewirausahaan yang dilakukan dunia pendidikan saat ini belum maksimal dan masih dalam proses pembelajaran. Tapi memang saat ini pemerintah mencanangkan kewirausahaan sebagai salah satu elemen kunci atau elemen mutlak yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan. Jadi saat ini sudaj dilakukan ke arah sana. Apakah pemerintah mengadakan program kewirausahaan untuk SMK? Iya. Dilakukan dalam bentuk unit produksi, SMK memiliki salon, jasa boga, hotel, dan lain sebagainya untuk menumbuhkan kewirausahaan siswa. Mengapa SMK masih dipandang sebelah mata dan jumlahnya lebih sedikit daripada SMA? Sejarahnya yang membuat begitu, dulu SMA selalu diisi oleh anak-anak yang pintar sementara SMK diisi anak-anaak level kedua namun terbukti bahwa anak-anak SMA memang diciptakan untuk tidak langsung siap bekerja. Karena kondisinya saat ini menjadi semakin sulit maka SMK dinaikkan posisinya dan menjadi alternatif yang sangat baik untuk menciptakan orang-orang yang siap kerja. Namun masih ada bawaan historis itu yang belum tertuntaskan. Jumlahnya lebih sedikit karena memangg historisnya namun pemerintah mulai mengarahkan pada keseimbangan. Apakah dimungkinkan untuk memberikan keahlian kepada siswa SMA sebagai bekal jika tidak melanjutkan kuliah? Sebaiknya SMA yang tidak ingin melanjutkan kuliah jangan ke SMA karena dalam SMA diberikan ilmu-ilmu yang bersifat science bukan yang bersifat skill. SMA diberikan skill itu perlu karena fakta yang disampaikan lulusan SMA langsung bekerja itu ada namun bentuknya tidak yang bersifat pendidikan di dalam kelas karena sudah ada paket kurikulum untuk SMA maka yang dilakukan adalah dalam bentuk ekstrakurikuler, tambahan di hari Sabtu dan sebagainya untuk memberikan mereka bekal. Apa arah pendidikan karakter? Pendidikan karakter diarahkan pada pembentukan manusia-manusia Indonesia yang memiliki daya juang, memiliki softskill yang memadai yang dibutuhkan oleh dunia kerja sehingga kita memiliki daya saing. Apa checklist yang harus dilakukan oleh mahasiswa? Iya ada. Pertama saat memilih bidang harus sesuai yang diminati, minat dan bakatnya harus diketahui sejak awal, selama proses perkuliahan tidak hanya mencari hardskill tetapi juga softskill, harus melibatkan diri dengan banyak peluang-peluang yang ada untuk bisa meningkatkan network, pengetahuan dan pemahaman terhadap kebutuhan dunia kerja dan seterusnya.
BACA WACANA BERIKUT :
BKNI (Badan Kualifikasi Nasional Indonesia)
Apa tujuan utama dari KKNI ? Untuk memberikan kualifikasi terhadap kompetensi seseorang berdasarkan capaian pembelajarannya Siapa yang menyusun KKNI? Apakah perseorangan, tim, asosiasi, atau siapa? KKNI disusun oleh Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dimulai pada tahun 2003 dan pada akhirnya ada suatu tim khusus yang dipimpin oleh Bu Megawati Santoso Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Mengapa harus ada kualifikasi dan standarisasi? Untuk menjamin dan meningkatkan kulitas pendidikan dan pelatihan agar dunia kerja mendapat kepastian terhadap kualitas calon tenaga kerja Berapa level kualifikasi yang digunakan di Indonesia? Level kualifikasi yang digunakan di Indonesia adalah level 1 sampai level 9 Bagaimana prosedur evaluasi kualifikasi seseorang? Sampai saat ini prosedur kualifikasi baru ada di pendidikan formal dan selanjutnya akan kulifikasi yang mengkompilasi antar pendidikan formal dan non formal Bagaimana penentuan level kualifikasi pada bidang-bidang yang bersifat pure? Untuk bidang yang bersifat pure, penentuan level kualifikasinya juga sama dengan bidang-bidang yang lainnya, yang terpenting adanya orang atau tim yang berkompeten untuk menentukan deskripsi level kualifikasi Lembaga manakah yang akan melakukan penilaian kualifikasi? Nantinya akan ada satu badan yang independen yang akan diberikan otoritas untuk mengasses kualifikasi dari seseorang. Namanya kurang lebih adalah BKNI tapi sampai sekarang itu masih dalam proses diskusi. Sementara ini sudah ada beberapa lembaga yang mengakreditasi atau mensertifikasi kualifikasi dari seseorang. Dari lembaga-lembaga yang ada ini mungkin akan dimerge atau aka nada revitalisasi dari satu lembaga untuk menjadi badan otoritas sebagai BKNI atau mungkin akan ada lembaga baru yang akan berfungsi Pendidikan Formal-Non Formal-Pembelajaran Mandiri-Sertifikasi-Industri Bagaimana penggabungan nilai dari 4 dimensi KKNI? Sebenarnya yang digabungkan bukan nilainya, akan tetapi capaian pembelajarannya yang kemudian akan ditentukan level kualifikasinya Apakah KKNI hanya mengkualifikasi pendidikan formal saja? Tidak, KKNI juga mengkualifikasi pendidikan non formal Apakah seseorang bisa mendapatkan kualifikasi di luar bidang formal akademisnya? Bisa, karena yang dilihat adalah capaian pembelajarannya yang kemudian akan dicocokan dengan deskripsi kulifikasi masing-masing level Bagaimana pengaruh pendidikan non formal terhadap kulifikasi seseorang? Teragantung dari capaian pembelajaran Apakah esensi dari pendidikan formal jika nantinya pendidikan non formal dan informal pun bisa dikonversikan menjadi kualifikasi? KKNI lebih bersifat mengakui segala macam proses pembelajaran baik dalam pendidikan formal maupun informal. Jadi pada dasarnya yang dilihat tidak hanya ijazah tapi juga capaian pembelajaran Bagaimana mengklasifikasikan seorang praktisi dalam golongan/ level KKNI? Penilaian kualifikasi didasarkan pada capaian pembelajaran seseorang, termasuk seorang praktisi Berapa prodi yang dijabarkan dalam lampiran Peraturan Presiden KKNI ? Sekitar 155 untuk S1 Penerapan KKNI Kapan KKNI akan mulai diaplikasikan? Tahun 2016 Mengapa KKNI baru diterapkan di tahun 2016? Karena untuk menerapkan KKNI masih dibutuhkan penyusunan deskripsi kulifikasi dari semua program studi dan sampai saat ini masih dalam proses penyusunan Apa tindakan nyata dalam penerapan IQF? Merumuskan segala macam instrument untuk mengkualifikasi sesorang Apakah dunia industri mau mengakui hasil assessment KKNI? Tentu saja membutuhkan waktu penyesuaian agar dunia industri mengakui KKNI Apakah dengan implementasi KKNI SDM Indonesia bisa disandingkan dengan SDM global (SDM Luar Negeri)? KKNI diakui secara internasional dan dapat disetarakan dengan deskripsi di negara lain Bagaimana KKNI bisa terwujud jika perbedaan mutu pendidikan serta sarana dan prasarana sangat signifikan? Tentu saja hal ini membutuhkan proses, mengingat negara Indonesia membutuhkan perbaikan di bidang sarana dan prasarana pendidikan Sosialisasi dan Manajemen Perubahan (Change Management) Apa yang harus dipersiapkan oleh sekolah untuk implementasi IQF di tahun 2016? Setiap institusi pendidikan harus merumuskan learning outcomes dan menjamin kualitas serta menyusun kurikulum pendidikan sesuai dengan learning outcomes yang diinginkan Apakah KKNI akan diimplementasikan untuk semua lapangan kerja termasuk petani dan nelayan? KKNI dapat diimplementasikan di semua bidang keahlian termasuk petani dan nelayan. Tapi tentu saja secara bertahap karena harus merumuskan deskripsi level kualifikasi untuk semua bidang keahlian Apa peran pemerintah dalam mensosialisasikan KKNI? Dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pihak yang membantu pelaksanaan sosialisasi Apakah KKNI sudah disosialisasikan di seluruh Indonesia? Sampai saat ini KKNI sedang dalam proses sosialisasi ke seluruh wilayah Indonesia Bagaimana strategi sosialisasi dengan wilayah Indonesia yang sangat luas? Sosialisasi harus dilaksanakan semua pihak termasuk pemerintah daerah. Pemanfaatan media sosialisasi juga harus diefektifkan Apakah konsep KKNI bisa diterima oleh semua stakeholder? Harapannya diterima, tapi sekarang masih dalam tahap proses. KKNI bersifat menguntungkan semua pihak. Dunia industri akan mendapatkan kepastian kulitas calon tenaga kerjanya, sementara kita juga diuntungkan karena KKNI mengakui semua proses pembelajaran baik bersifat formal maupun non formal Dampak / Implikasi Apa implikasi adanya KKNI & BKNI terhadap kurikulum sekolah? Kurikulum sekolah harus mengacu pada learning outcomes Bagaimana mekanismenya jika seseorang ingin melanjutkan kuliah di bidang lain yang berbeda dari bidang keahlian di SMK? Tidak masalah apabila melanjutkan kuliah dibidang lain karena KKNI juga mengakui semua pembelajaran masa lampau Apakah KKNI berlaku untuk orang yang tidak mendapat pendidikan formal ? Apakah dibatasi oleh umur ? KKNI berlaku untuk semua jenis pendidikan baik formal maupun non formal. KKNI juga berlaku untuk semua usia Apakah seseorang yang telah berpengalaman pada bidang tertentu perlu mengambil pendidikan formal untuk meningkatkan level kualifikasinya? Tergantung pada individu tersebut. Untuk meningkatkan level kualifikasi dapat dilakukan melalui pendidikan non formal Sosialisasi Penyelarasan Apakah ultimate goal dari program penyelarasan? Program penyelarasan ini dimulai pada bulan Oktober tahun 2009 karena adanya fakta jumlah pengangguran cukup meresahkan. Pengangguran disebabkan banyak faktor, misalnya jumlah lapangan pekerjaan tidak mencukupi atau ketidakselarasan kemampuan lulusan dengan kebutuhan dunia kerja, jadi ada lapangan kerja tetapi tidak cocok dengan kemampuan lulusan sehingga tujuan program penyelarasan ini adalah berusaha mendekatkan pendidikan dengan dunia kerja supaya lulusan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja maka diharapkan jumlah pengangguran dapat turun. Maka dari itu, Ultimate goal dari program ini yaitu menurunkan jumlah pengangguran dengan cara menciptakan lulusan yang semakin sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Apakah keterlibatan pemerintah daerah dalam program ini? Program ini diinisiasi oleh pemerintah pusat, dikerjakan secara bersama-sama oleh lintas kementerian dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah, dan nanti setelah selesai akan diserahkan kepada pemerintah daerah untuk ditindaklanjuti. Apakah sistem regulasi telah mendukung program ini sehingga tidak berakhir seperti program Link and Match yang pernah ada? Saat ini sedang dikembangkan regulasi untuk mendukung program ini, semisal dengan adanya KKNI yang diatur dengan peraturan presiden no. 8 tahun 2012 maka lulusan harus mencapai learning outcome yang standard, sehingga lulusan dari seluruh Indonesia dalam bidang-bidang tertentu akan memiliki kualitas yang sama yang menjadi salah satu elemen di dalam penyelarasan. Regulasi lain yang saat ini sedang dipikirkan yaitu memasukkan keselarasan pendidikan dengan dunia kerja dalam aturan akreditasi, misal setiap sekolah untuk dapat melakukan akreditasi harus melakukan tracer study yang standard, harus punya platform yang jelas sehingga setiap sekolah melakukan tracer study yang disyaratkan maksudnya di sini tidak selalu aturan tapi berarti untuk mendapatkan akreditasi harus melakukan tracer dan harus ada pengukuran Alignment Index dan harus naik tiap tahunnya. Selain itu penyelarasan dapat juga dikaitkan dengan BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Sekolah-sekolah dengan tingkat keselarasan tinggi akan mendapatkan hak khusus atau insentif dari pemerintah. Apakah konsep-konsep ini akan dilanjutkan jika terjadi pergantian menteri atau kabinet? Konsep-konsep serta program ini akan diinternalisasikan semaksimal mungkin kepada seluruh masyarakat dan pemerintah daerah sehingga tidak tergantung dengan pemerintah pusat. Relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja harus dipandang penting oleh semua pihak, sehingga walaupun ada pergantian menteri atau kabinet program ini tetap bisa digulirkan, diimplementasikan, dan dilaksanakan. Apakah tindak lanjut dari program ini? Tindak lanjut dari program ini sesuai dengan tahapan yang telah direncanakan sampai tahun 2014 seluruh tahapan bisa diakses di website www.penyelarasan.kemdikbud.go.id, jadi saat ini masih berada pada tahun ke-3 dan masih akan ada 2 tahun lagi untuk merampungkan seluruh program, setelah itu maka diharapkan program ini sudah terinternalisasi pada masyarakat sehingga bisa diteruskan oleh masyarakat. Bagaimana porsi kerja antara sekolah – DUDI – pemerintah dalam rangka peningkatan penyelarasan? Semua pihak harus bekerja bersama-sama. Misal, peran sekolah adalah mendidik supaya lulusan siap diterima di dunia kerja atau memiliki kemampuan yang relevan dengan dunia kerja. Sedangkan DUDI dapat memberikan kontribusi misalnya dengan memberikan masukan pada kurikulum, memberikan kesempatan bagi guru dan siswa, dosen dan mahasiswa, memberikan kuliah tamu, menjadi elemen dalam penilaian dan evaluasi, sertifikasi, memberikan motivasi, gambaran kebutuhan dunia kerja. DUDI juga memiliki kewajiban menginformasikan itu pada pemerintah, supaya kebutuhan jumlah kualitas, lokasi dan waktu bisa tertangkap oleh pemerintah dan bisa diarahkan ke kebijakan. Pemerintah berperan besar dalam membuat kebijakan yang pro pada penyelarasan, merevisi kebijakan yang kontra pada penciptaan lapangan kerja atau peluang usaha. Jadi setiap pihak memiliki bagian atau porsi yang sama dalam penyelarasan. Apakah perlu ada agreement dengan Kadin/Dunia Usaha ? Iya, karena agreement ini dimaksudkan untuk melibatkan Kadin dan dunia usaha secara aktif dalam pencapaian penyelarasan, membentuk komite dimana dunia pendidikan dan DUDI berkomunikasi secara intensif untuk terus meningkatkan kesesuaian lulusan dengan dunia kerja. Bagaimana membuat perbandingan antar daerah satu dengan yang lain jika kondisinya jauh berbeda? Awalnya dilakukan pengukuran AI dan FI di setiap daerah di Indonesia sebagai indikator, seandainya ada daerah yang alignment index-nya sangat rendah maka dapat dijadikan trigger atau rootcause untuk mencari penyebab AI yang rendah. Jadi AI yang rendah ini dijadikan dasar untuk digali ke belakang untuk mengetahui penyebabnya, misalnya kualitas guru yang tidak mumpuni, kurikulum tidak bagus, buku kurang, fasilitas kurang, atau DUDI yang tidak peduli, sehingga dapat dibuat penyusunan solusi yang pas dan bukan hanya untuk dibanding-bandingkan. Sedangkan daerah yang memiliki AI bagus dapat memicu pemerintah daerahnya untuk meningkatkan kesesuaiannya. Perbandingan yang dilakukan melalui AI memiliki 2 sisi yaitu untuk membantu daerah supaya berkembang dan memberikan kesadaran pada pemerintah daerah bahwa upaya-upaya yang selama ini dilakukan belum mencapai tujuan yaitu mengurangi pengangguran dan menghasilkan pendidikan yang relevan. Apakah sosialisasi melalui media (melalui animasi) sudah efektif jika di pedalaman tidak tersentuh informasi yang diberikan di TV? Sosialisasi melalui media hanya salah satu saja dan bukan satu-satunya. Harapannya nanti sosialisasi melalui media dapat masuk melalui televisi yang dapat ditonton oleh seluruh masyarakat di seluruh Indonesia, tapi bukan satu-satunya, ada sosialisasi yang lain dalam bentuk brosur, website, CD interaktif, sosialisasi langsung ke daerah, temu wicara dan seterusnya. Pemetaan Bagaimana menyelaraskan informasi antara sisi pasokan dan permintaan sehingga ending-nya dapat dipertemukan? Saat ini informasi yang ada pada sisi pasokan berupa jumlah lulusan, bidang keahlian, lahun kelulusan, lokasi dll.. Sementara permintaan memberikan informasi berapa jumlah kebutuhan untuk suatu level, misal manajer produksi bisa diisi orang dari teknik mesin, teknik industri, manajemen, dll. sehingga unitnya berbeda karena periode permintaan tidak setiap tahun tapi ketika membutuhkan. Sedangkan yang dituliskan oleh permintaan adalah kualifikasi, tanpa terlalu mempertimbangkan latar belakang pendidikan, yang penting kemampuannya, juga memerlukan sertifikasi. Jadi unit yang diinformasikan oleh pasokan dan permintaan tidak singkron. Sehingga perlu men-singkronisasi atau menstandardisasi unitnya supaya sama, sehingga KKNI menjembatani kedua hal tersebut. Apakah di pusat sudah ada data induk/besar untuk menyelaraskan pendidikan dengan dunia kerja? Belum, justru inilah yang sedang dibentuk saat ini. Saat ini data yang ada adalah data parsial tiap dinas atau kementrian, akan tetapi data-data tersebut belum selaras, satuan dan periodenya belum sama, dan belum terintegrasi, inilah yang akan dikerjakan tim penyelarasan. Apakah Tim akan mengembangkan model matematis untuk meramalkan kebutuhan tenaga kerja? Iya, ini sedang dikembangkan. Model ini nanti adalah model yang dinamis, model yang bisa mengantisipasi kondisi saat ini, kebutuhan pengembangan daerah, peluang substitusi impor, dan pengembangan pasar internasional. Model masih dicoba apakah nanti model matematis atau program dynamic masih belum tahu, tetapi sudah dipastikan akan mengembangkan model. Apa yang dimaksud dengan sistem intelligent dynamic labour market? Intelligent dynamic labour market adalah pengejawantahan perwujudan dari model matematis tersebut. Jadi model matematis tersebut adalah otaknya, otak ini akan diwujudkan di dalam intelligent dynamic labour market, kemudian sistem ini akan bergerak secara otomatis dan real time untuk menangkap perubahan-perubahan yang ada di lapangan dan memberikan rekomendasi kesimpulan berapa kebutuhan. Rencananya akan digunakan teknik data mining. Apakah jurusan yang lulusannya sudah sampai di titik jenuh bisa ditutup dan dibuka jurusan lain? Iya, memang arahnya adalah seperti itu. Nanti dengan adanya pemetaan ini kita bisa melihat bahwa ada bidang-bidang tertentu yang jumlahnya tidak lagi dibutuhkan. Maka bidang yang sudah jenuh dapat ditutup dan diganti bidang lainnya dengan sistem on off, tetapi masih memerlukan pemikiran yang tidak mudah. Apakah tersedia data lulusan yang bisa survive di dunia kerja walau tidak cocok di bidangnya? Saat ini memang ada lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya tapi bisa sukses, artinya memang ada kemungkinan orang-orang yang bisa sukses walau tidak cocok. Karena ada bidang-bidang yang tidak membutuhkan technical skill yang sangat tinggi, bidang-bidang itu hanya membutuhkan soft skill saja yang sangat menonjol. Tetapi tidak tersedia data lulusan yang bekerja pada bidang yang tidak sesuai karena orang yang sukses di bidang yang tidak sesuai hanya case-case saja, belum ada data yang komprehensif dan memadai untuk dapat mengambil kesimpulan yang bersifat generik. Apakah manfaat dari SMBD? SMBD akan menampung hasil pemetaan, melakukan perhitungan alignment index dan FI sehingga bisa dijadikan dasar untuk melihat kebutuhan dunia kerja, melihat jumlah lulusan dan performansi lulusan pendidikan, dan bisa melihat gap antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dengan demikian SMBD ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan misalnya jurusan apa yang harus dibuka di suatu wilayah, level apa yang harus dibuka, berapa jumlah yang harus dibuka, dst.. Hal itu bisa didasarkan pada SMBD. Bagaimana peranan dari birokrat dalam pemetaan? Nanti ketika konsep SMBD ketika instrumen-instrumen dan mekanismenya sudah dibentuk maka akan diserahkan pada birokrat di daerah khususnya, jadi harus ada singkronisasi program antara kota, provinsi, dan nasional, antara kementrian yang satu dengan yang lain, dinas yang satu dengan yang lain, untuk bisa menjalankan pemetaan ini. Jadi pemetaan ini harus jadi PR untuk daerah-daerah. Birokrat berperan penting karena akan melakukan program pemetaan. Pemetaan tidak bisa dilakukan sekali jalan, jadi pemetaan harus dilakukan periodik, bahkan di luar negeri sampai dibentuk divisi atau biro untuk terus melakukan pemantauan terhadap kebutuhan dunia kerja jadi harus dilakukan terus-menerus. Apa saja hasil/temuan tim selama ini? Banyak temuan, secara rinci dapat diakses di website penyelarasan, secara umum temuan-temuan tersebut adalah kebutuhan kompetensi lulusan yang disampaikan oleh dunia kerja, misalnya dunia kerja melihat soft skill lulusan sangat rendah, kemampuan ICT sangat kurang, communication skill kurang. Kemudian dari segi jumlah, ada bidang-bidang yang tidak ada lulusan di sana, misalnya tidak ada nano teknologi, tidak ada pengamatan makanan di Semarang. Data selengkapnya bisa dilihat di website. Kapan hasil program ini selesai sehingga hasilnya dapat diakses? Mengatakan selesai adalah hal yang sulit dikatakan, karena yang saat ini dilakukan di program penyelarasan adalah pembuatan sistem, mekanisme dan instrumen. Nantinya, ini akan diserahkan pada pemerintah daerah untuk dilakukan, jadi kapan selesainya adalah hal yang tidak mudah dikatakan. Harapannya pada tahun 2015 semua mekanisme standar instrumen sudah jadi, tapi apakah ini sudah ready untuk dieksekusi lengkap-selengkapnya masih belum bisa dikatakan, tapi sedang diupayakan proses untuk menuju ke arah sana. Implikasi Penyelarasan Faktor-faktor apa yang menyebabkan banyaknya lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya? Ini yang justru ingin dicari dan dipelajari kenapa kok banyak sekali lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya. Dari indikasi selama ini yang masih dalam proses untuk diteliti lebih lanjut, faktor-faktor penyebab ketidakselarasan antara lain sebagai berikut. a. Ada banyak orang yang memilih bidang bukan berdasarkan bakat atau minatnya. Sehingga ketika dia melakukan pembelajaran, dia tidak mencintai bidang itu, tidak memiliki ide-ide, kreativitas, dan passion dalam bidang tersebut. b. Banyak orang memilih bidang karena mengikuti tren tidak tahu berapa riil jumlah kebutuhan yang ada di lapangan, tidak tahu permintaan itu sebabnya SMBD sangat diperlukan. c. Banyak sekolah yang membuka bidang tanpa melakukan survey pada industri akibatnya banyak lulusan yang melebihi demand. d. Sekolah-sekolah banyak yang tidak berkomunikasi dengan industri, seperti apakah sebenarnya kebutuhan dari industri. Jadi mereka mendasarkan hanya pada pokoknya ingin mengajar bidang tertentu tanpa peduli bidang tersebut dibutuhkan atau tidak. Misal materinya sudah sangat kuno tidak update diperguankan untuk mengajar padahal materi-materi tersebut tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dunia kerja. e. Sarana dan prasarana yang tidak mendukung. Misalnya jurusan otomotif tapi sarana dan prasarana sangat terbatas dan tidak memadai, di luar sudah banyak mobil automatic misalnya tetapi yang diajarkan di sekolah hanya transmisi-transmisi manual dan sangat terbatas. f. Kemampuan guru dalam mengajar kurang. Jadi gurunya sendiri tidak kompeten. Guru-guru tidak pernah ada upgrading, tidak pernah ada training, tidak pernah ada magang, tidak pernah tahu kebutuhan dunia luar, sehingga tudak memungkinkan guru tersebut memberikan kompetensi yang memadai bagi siswanya. g. Industri tidak memberikan kesempatan yang cukup bagi sisswa untuk magang. Kalaupun diberikan magang namun tidak ada program,, dilepaskan begitu saja, industri tidak mau menginformasikan kebutuhan dan tuntutan yang ada. h. Industri tidak mau berbagi fasilitas, misalnya alat-alat yang tidak terpakai diseumbangkan ke sekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai alat praktik. i. Pemerintah tidak melakukan pantuan terhadap relevansi. Selama ini yang menjadi fokus hanya pada kualitas, sehingga muncul sekolah berbasis standard kurikulum ini itu dan sebagainya, tetapi relevansinya belum diukur. j. Orang tua suka memaksakan kehendak, tidak mengenali bakat dan minat dari anak-anaknya harus masuk jurusan/bidang tertentu padahal bidang tersebut sudah tidak lagi dibutuhkan atau bahkan tidak sesuai dengan kemampuan dari anak. Bagaimana cara supaya output dunia pendidikan dapat selaras dengan kebutuhan dunia kerja? Harus menjawab dan menanggulangi factor-faktor yanga ada pada pertanyaan sebelumnya. Siswa harus memilih bidang yang sesuai, sarana dan prasarana harus cocok, gurunya harus kompeten, harus ada upgrading dan seterusnya. Apakah landasan terbaik untuk memilih program studi, berdasarkan minat atau tingkat kepopuleran? Jika bicara tingkat kepopuleran berarti kita bicara jumlah. Biasanya bidang-bidang yang populer jumlahnya besar. Tetapi jika kita hanya memperhatikan bidang yang populer tanpa memperhatikan minat akan misleading karena belum tentu kiat memiliki bakat dan kemampuan dalam bidang itu. Namun demikian jika kita hanya melihat minat saja tanpa melihat tingkat kebutuhan juga bisa misleading karena jangan-jangan kita mengambil bidang yang memang kebutuhannya tidak ada. Tetapi memang minat seharusnya menjadi dasar utama karena jika bidang tersebut tidak memiliki kebutuhan namun minat kita sangat besar kita dapat menciptakan pekerjaan dalam bidang itu. Tetapi jika bidang itu populer tapi kita tidak ada minat ketika kita lulus kita tidak bisa masuk karena kita tidak kompeten. Bagaimana kiat-kiat guru menangani siswa yang salah memilih jurusan? Sebetulnya kita tidak berorientasi pada bagaimana menangani siswa yang salah memilih jurusan tetapi bagaimaan supaya tidak salah memilih jurusan. Supaya tidak salah memilih jurusan perlu ada orientasi bidang pekerjaan sejak anak-anak itu SD dan SMP. Anak-anak seharusnya sejak awal diperkenalkan misalnya jika bekerja di bidang apoteker nantinya apa saja yang harus dikerjakan, jadi aanak-anak sudah diberikan gambaran bidang kerja. Selain itu, bimbingan konseling di SMP juga harus difungsikan, tidak hanya menangani anak-anak nakal tetapi juga difungsikan sebagai bimbingan karir atau pemilihan bidang. Misalnya ada banyak anak yang masuk SMA karena gengsi, banyak anak yang masuk SMK namun tidak tahu bidangnya apa saja. Sehingga bimbingan karir di SMP harus difungsikan sebagai sumber informasi apakah sebenarnya carrier planning dari bidang-bidang tersebut. jika sudah terlanjur salah memilih jurusan harus dikonseling, semaksimal mungkin diarahkan pada yang benar tetapi ini tidak mudah apalagi dengan sistem BOS misalnya, begitu anak itu masuk suatu bidang dan punya NIP itu, maka tidak mudah untuk berpindah karena adanya konsekuensi pembiayaan dan sebagainya. Jadi sebaiknya jangan menunggu sampai siswa salah tetapi harus dicegah supaya siswa tidak salah. Bagaimana caranya agar sarana prasarana sekolah mampu dipercepat mengikuti dunia industri? Sangat sulit fasilitas sekolah sama dengan industri karena industri bergerak sangat cepat, sangat dinamis, dan mereka mempunyai uang untuk membeli fasilitas denagn teknologi-teknologi terbaru. Karean itu yang dapat dilakukan adalah bekerja sama dengan industri. Jika industri memiliki teknologi yang terbaru, berikananlah kesempatan magang bagi guru-guru sehingga dapat memberikan pengajaran yang sesuai. Salah satu cara untuk menangani ini aadalah resources center. Resources center itu artinya tidak perlu tiap sekolah mempunyai fasilitas yang update ataau lates, jika dalam satu kota terdapat lima atau sepuluh SMK maka sekolah-sekolah tersebut dapat sharing fasilitas yang sama akan sangat efisien. Kemudian harus ada sharing resources dengan BLK. Karena BLK juga punya fasilitas sehingga jangaan sampai fasilitas tersebut mengaggur sementara sekolah kekurangan fasilitas. Sehingga harus ada kerja sama antara industri dengan sekolah, sekolah yang satu dengan yang lain atau BLK untuk membentuk resources center sehingga dapat sharing fasilitas dan saranan prasarana. Bagaimana cara menyesuaikan kurikulum dan sarana agar sesuai dengan kebutuhan industri? Sarana dan prasarana seperti yang dijelaskan di nomor 5 sedangkan untuk kurikulum, dilakukan dengan cara evaluasi kurikulum secara berkala yang melibatkan dunia industri, industri dipanggil, duduk bersama, konsorsium, industrial board mengevaluasi kurikulum mungkin nantinya kurikulumnya tetap tetapi cara pembelajarannya, mungkin penekan-penekannya, bahkan teknik evaluasinya perlu dikoreksi. Apa bedanya hardskill dan softskill dan bagaimana cara menyeimbangkannya? Hardskill adalah kemampuan-kemampuan yang bersifat teknikal dan sesuai dengan bidang masing-masing. Sementara kalau softskill merupakan hal-hal yang bersifat karakter, personality yang dibutuhkan. Untuk menyeimbangkannya sekolah harus memberikan penekanan yang sama baik untuk hardskill maupun softskill. Jangan sampai anak itu habis waktunya untuk mengerjakan PR tanpa memiliki kesempatan untuk mengembangkan personalitinya. Hardskill dan softskill seperti apa yang dibutuhkan DUDI? Untuk hardskill berarti per bidang ada kebutuhan masing-masing. Saat ini sedang dipetakan hal itu, tetapi untuk softskill laporannya dapat dilihat di website, softskill yang dibutuhkan misalnya saja komunikasi, antusias, dan inisiatif, rasa tanggung jawab, kejujuran, kemauan untuk belajar seccara mandiri merupakan softskill yang dibutuhkan oleh DUDI. Bagaimana mensejajarkan ijazah dari berbagai lembaga pendidikan yang beragam kualitasnya? Kita ingin menilai, membandingkan atau mensejajarkan harus ada acuannya. Selama ini belum ada acuan baru nanti dengan adanya KKNI aka nada acuannya. Sehingga mengatakan ini baik atau tidak berdasarkan acuan tersebut. Bagaimana cara upgrading pendidik yang beragam kualitasnya? Ini merupakan program yang sulit karena jika kita lihat zaman dulu yang namanya pendidik merupakan orang-orang yang berkualitas. Namun saat ini orang yang pintar maunya jadi insinyur atau bekerja di perusahaan. Saat ini yang menjadi pendidik adalah anakk-anak yang tidak diterima di sekolah yang menjadikan insinyur, akibatnya pendidik saat ini kualitasnya nge-drop. Jadi sekarang ada variasi yang sangat besar sehingga pemerintah harus melakukan upgrading yang sistematik dan berkelanjutan. Jadi harus ada assessment terhadap kemampuan guru serta upgrading yang berkelanjutan. Bagaimana mengatasi adanya sistem outsourcing yang merugikan lulusan pendidikan? Kita tidak dapat menutup mata bahwa outsourcing ini merupakan kondisi riil yang ada di masyarakat kita. Outsourcing ini ada karena lebih efisien dibandingkan dengan proses yang biasa. Namun lulusan banyak dirugikan karena adanya ketidakpastian karier dan sebagainya. Yang harus dilakukan yaitu Nakertrans dan Kemdiknas harus berkomunikasi dimana Nkaertrans harus memberikan batasan-batasan yang jelas dan di sisi lain kualitas lulusan juga harus ditingkatkan karena meskipun nantinya mereka jadi tenaga outsourcing akan menjadi tenaga yang bernilai jual, kompetitif dan mempunyai bargaining position. Lain-lain Mengapa program kewirausahaan tidak pernah disentuh oleh dunia pendidikan dan hanya membentuk job seeker? Saat ini sudah mulai terbuka mata pemerintah dan dunia pendidikan bahwa membentuk kewirausahaan sangat penting. Namun memang selama bertahun-tahun kita dibesarkan dalam suatu iklim dimana kita mostly mencari pekerjaan atau menjadi pegawai. Sehingga memang kewirausahaan yang dilakukan dunia pendidikan saat ini belum maksimal dan masih dalam proses pembelajaran. Tapi memang saat ini pemerintah mencanangkan kewirausahaan sebagai salah satu elemen kunci atau elemen mutlak yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan. Jadi saat ini sudaj dilakukan ke arah sana. Apakah pemerintah mengadakan program kewirausahaan untuk SMK? Iya. Dilakukan dalam bentuk unit produksi, SMK memiliki salon, jasa boga, hotel, dan lain sebagainya untuk menumbuhkan kewirausahaan siswa. Mengapa SMK masih dipandang sebelah mata dan jumlahnya lebih sedikit daripada SMA? Sejarahnya yang membuat begitu, dulu SMA selalu diisi oleh anak-anak yang pintar sementara SMK diisi anak-anaak level kedua namun terbukti bahwa anak-anak SMA memang diciptakan untuk tidak langsung siap bekerja. Karena kondisinya saat ini menjadi semakin sulit maka SMK dinaikkan posisinya dan menjadi alternatif yang sangat baik untuk menciptakan orang-orang yang siap kerja. Namun masih ada bawaan historis itu yang belum tertuntaskan. Jumlahnya lebih sedikit karena memangg historisnya namun pemerintah mulai mengarahkan pada keseimbangan. Apakah dimungkinkan untuk memberikan keahlian kepada siswa SMA sebagai bekal jika tidak melanjutkan kuliah? Sebaiknya SMA yang tidak ingin melanjutkan kuliah jangan ke SMA karena dalam SMA diberikan ilmu-ilmu yang bersifat science bukan yang bersifat skill. SMA diberikan skill itu perlu karena fakta yang disampaikan lulusan SMA langsung bekerja itu ada namun bentuknya tidak yang bersifat pendidikan di dalam kelas karena sudah ada paket kurikulum untuk SMA maka yang dilakukan adalah dalam bentuk ekstrakurikuler, tambahan di hari Sabtu dan sebagainya untuk memberikan mereka bekal. Apa arah pendidikan karakter? Pendidikan karakter diarahkan pada pembentukan manusia-manusia Indonesia yang memiliki daya juang, memiliki softskill yang memadai yang dibutuhkan oleh dunia kerja sehingga kita memiliki daya saing. Apa checklist yang harus dilakukan oleh mahasiswa? Iya ada. Pertama saat memilih bidang harus sesuai yang diminati, minat dan bakatnya harus diketahui sejak awal, selama proses perkuliahan tidak hanya mencari hardskill tetapi juga softskill, harus melibatkan diri dengan banyak peluang-peluang yang ada untuk bisa meningkatkan network, pengetahuan dan pemahaman terhadap kebutuhan dunia kerja dan seterusnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)